(sedikit catatan tentang film EPIC)
“Seseorang pernah berkata, jika kau berdiri diam di hutan cukup lama. Kau akan lihat peperangan tersembunyi. Kalau kau tak percaya lihatlah lebih dekat. Dan jika belum, lihat lebih dekat lagi.”
Adalah Mary Katherine, seorang gadis yang
mendatangi rumah ayahnya (di tengah hutan) untuk mencoba tinggal kembali di
sana. Ayah Mary adalah pria aneh yang
sibuk. Ia memasang kamera pengintai di hampir seluruh penjuru hutan. Ia membuat
helm dengan kaca pembesar yang dilengkapi teknologi untuk memperlambat gerakan.
Ia mengumpulkan semua barang-barang temuan yang dianggapnya aneh. Ia akan
berlari kencang ke dalam hutan setiap kali alarm di monitornya berbunyi.
Bahkan pada hari pertama kedatangan Mary
Katherine di rumah ayahnya, ia sudah tidak betah. Mary meminta ayahnya
menghentikan kesibukan-kesibukannya, dan meminta supaya mereka bisa hidup
secara normal. Yang menurut Mary tidak normal, adalah karena ayahnya yakin
sekali bahwa di hutan ada kehidupan makhluk-makhluk mini modern. Makhluk
berukuran kecil yang menjadikan burung-burung sebagai kendaraan, yang
pergerakannya sangat cepat hingga ia harus membuat alat-alat canggih untuk
mendeteksi keberadaan mereka.
“Kau pernah berpikir kenapa sulit memukul
lalat?” tanya ayahnya. “Teoriku adalah mereka hidup lebih cepat. Seperti dalam
dimensi berbeda. Jadi, seberapa pun kita pikir kita cepat! Bagi mereka, kita
ini besar dan bodoh dan ... lamban.”
Tapi apapun yang dibilang ayahnya, Mary tidak
percaya. Demikian juga sebaliknya, apapun yang dibilang Mary, ayahnya tetap
saja berlari ke hutan begitu mendengar alarmnya berbunyi, meninggalkan Mary
sendiri. Mary kecewa. Ia menulis surat, menempelkannya ke monitor, kemudian
menarik kopernya ke luar rumah dan menelepon taxi.
“Aku mau kabur. Kubilang, jemput aku di—halo?
Tak dapat sinyal!”
Bersamaan dengan itu, anjing kecil milik ayah
Mary ke luar dari rumah.
“Ozzy! Duduk!” perintahnya. Tapi anjing itu
berlari memasuki hutan, dan tidak mau berhenti meski Mary sudah berteriak. Mary
meninggalkan kopernya di teras rumah dan tergesa-gesa mengejar Ozzy. Ia masuk
ke dalam hutan ....
Sebetulnya, memang perlu melihat lebih dekat
saja untuk memahami dan mempercayai sesuatu. Semakin tidak dipercaya, semakin
ayah Mary bersikeras ingin membuktikan bahwa yang dikerjakannya bukan khayalan.
Ia percaya di dalam hutan ada orang-orang mini. Dan pada kenyataannya memang
ada. Ke tempat itulah Mary kemudian terjebak. Ia mengecil, bertemu Nod dan
Ronin, bertemu Tara sang ratu, bertemu siput yang bisa bicara, dan ia ikut
berperang melawan para Boggan yang berniat membusukkan seluruh hutan.
Saya selalu suka film-film bermuatan baik
yang tidak sok baik. Tidak ada tokoh yang terlihat seperti malaikat. Kecuali
penampakan yang tidak terlihat persis manusia (karena mereka adalah animasi
:p), karakter mereka begitu hidup dan manusiawi. Di beberapa bagian, mereka
berucap dan bertindak bijaksana. Saya tertawa ketika Si Siput menghina Nod.
Saya menangis ketika Mary melihat ayahnya bersedih.
Kesimpulannya, film ini ... apa ya? Manis sekali? Ya. Manis sekali.[]
“Banyak daun, satu pohon. Kami semua individu tapi kami masih
terhubung. Tak ada orang yang sendirian.” (Ronin)
“Jika kau begitu ingin pulang, kenapa tadinya kau pergi?” (Nim
Galuu)
0 komentar:
Posting Komentar