Sabtu, 01 Maret 2014

Melihat Lebih Dekat

 
(sedikit catatan tentang film EPIC)
“Seseorang pernah berkata, jika kau berdiri diam di hutan cukup lama. Kau akan lihat peperangan tersembunyi. Kalau kau tak percaya lihatlah lebih dekat. Dan jika belum, lihat lebih dekat lagi.”

Adalah Mary Katherine, seorang gadis yang mendatangi rumah ayahnya (di tengah hutan) untuk mencoba tinggal kembali di sana.  Ayah Mary adalah pria aneh yang sibuk. Ia memasang kamera pengintai di hampir seluruh penjuru hutan. Ia membuat helm dengan kaca pembesar yang dilengkapi teknologi untuk memperlambat gerakan. Ia mengumpulkan semua barang-barang temuan yang dianggapnya aneh. Ia akan berlari kencang ke dalam hutan setiap kali alarm di monitornya berbunyi.

Bahkan pada hari pertama kedatangan Mary Katherine di rumah ayahnya, ia sudah tidak betah. Mary meminta ayahnya menghentikan kesibukan-kesibukannya, dan meminta supaya mereka bisa hidup secara normal. Yang menurut Mary tidak normal, adalah karena ayahnya yakin sekali bahwa di hutan ada kehidupan makhluk-makhluk mini modern. Makhluk berukuran kecil yang menjadikan burung-burung sebagai kendaraan, yang pergerakannya sangat cepat hingga ia harus membuat alat-alat canggih untuk mendeteksi keberadaan mereka.

“Kau pernah berpikir kenapa sulit memukul lalat?” tanya ayahnya. “Teoriku adalah mereka hidup lebih cepat. Seperti dalam dimensi berbeda. Jadi, seberapa pun kita pikir kita cepat! Bagi mereka, kita ini besar dan bodoh dan ... lamban.”

Tapi apapun yang dibilang ayahnya, Mary tidak percaya. Demikian juga sebaliknya, apapun yang dibilang Mary, ayahnya tetap saja berlari ke hutan begitu mendengar alarmnya berbunyi, meninggalkan Mary sendiri. Mary kecewa. Ia menulis surat, menempelkannya ke monitor, kemudian menarik kopernya ke luar rumah dan menelepon taxi.

“Aku mau kabur. Kubilang, jemput aku di—halo? Tak dapat sinyal!”

Bersamaan dengan itu, anjing kecil milik ayah Mary ke luar dari rumah.

“Ozzy! Duduk!” perintahnya. Tapi anjing itu berlari memasuki hutan, dan tidak mau berhenti meski Mary sudah berteriak. Mary meninggalkan kopernya di teras rumah dan tergesa-gesa mengejar Ozzy. Ia masuk ke dalam hutan ....

Sebetulnya, memang perlu melihat lebih dekat saja untuk memahami dan mempercayai sesuatu. Semakin tidak dipercaya, semakin ayah Mary bersikeras ingin membuktikan bahwa yang dikerjakannya bukan khayalan. Ia percaya di dalam hutan ada orang-orang mini. Dan pada kenyataannya memang ada. Ke tempat itulah Mary kemudian terjebak. Ia mengecil, bertemu Nod dan Ronin, bertemu Tara sang ratu, bertemu siput yang bisa bicara, dan ia ikut berperang melawan para Boggan yang berniat membusukkan seluruh hutan.

Saya selalu suka film-film bermuatan baik yang tidak sok baik. Tidak ada tokoh yang terlihat seperti malaikat. Kecuali penampakan yang tidak terlihat persis manusia (karena mereka adalah animasi :p), karakter mereka begitu hidup dan manusiawi. Di beberapa bagian, mereka berucap dan bertindak bijaksana. Saya tertawa ketika Si Siput menghina Nod. Saya menangis ketika Mary melihat ayahnya bersedih.

Kesimpulannya, film ini ... apa ya? Manis sekali? Ya. Manis sekali.[]





“Banyak daun, satu pohon. Kami semua individu tapi kami masih terhubung. Tak ada orang yang sendirian.” (Ronin)


“Jika kau begitu ingin pulang, kenapa tadinya kau pergi?” (Nim Galuu)

0 komentar:

Posting Komentar